Rabu, 11 Juli 2012

Gunung di Jawa

GUNUNG ARGAPURA
Gunung Argapura merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Argapura mempunyai ketinggian setinggi 3.088 meter. Gunung ini sering juga disebut dengan Argopuro. Gunung Argapura merupakan bekas gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi.
Gunung ini termasuk bagian dari pegunungan yang yang terletak di kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Berada pada posisi di antara Gunung Semeru dan Gunung Raung. Ada beberapa puncak yang dimiliki oleh gunung ini. Puncak yang terkenal bernama Puncak Rengganis/gunung Welirang (topografichen Dienst 1928). Sedangkan puncak tertingginya berada pada jarak ± 200 m di arah selatan puncak Rengganis. Puncak tertinggi ini bernama Argapoera dan ditandai dengan sebuah tugu ketinggian (triangulasi). Gunung Argapura mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Gunung Argapura merupakan salah satu gunung yang memiliki banyak puncak. Dan beberapa puncaknya memiliki struktur geologi tua, dan sebagian yang lain lebih muda. Puncak tertinggi gunung Argopura sendiri adalah 3.088 mdpl.
Untuk mendaki gunung Argapura, ada beberapa jalur resmi yang bisa kita lewati guna pendakian kepuncak gunung Argapura. Antara lain jalur Benderan Besuki atau lewat desa Bremi, Kab Probolinggo. Tetapi yang kita bahas disini hanya jalur pendakian lewat Bremi saja, karena lebih cepat.

GUNUNG ARJUNO
Gunung Arjuno merupakan salah satu gunung api tua yang terletak di Propinsi Jawa Timur tepatnya di Kota Malang. Gunung ini secara administratif masuk kedalam wilayah Kabupaten Malang, Pasuruan, dan Mojokerto. Gunung ini merupakan gunung kembar yang saling bertetanggaan dengan gunung Welirang dengan ketinggian 3156 mdpl yang merupakan gunung api yang masih aktif dengan kawah yang selalu menghembuskan asap dan cairan belerang.
Gunung ini merupakan kompleks gunung yang membentuk barisan. Terdapat beberapa  gunung di sekitar Gunung Arjuna diantaranya :  Gn. Welirang (3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II (3126 mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl).  Hutan Gunung Arjuno termasuk kedalam hutan tropis dan disepanjang perjalanan banyak sekali batu-batuan. 

AKSES
Gunung Arjuno dan Welirang mempunyai banyak jalur sehingga dijuluki gunung seribu jalur. Untuk mendaki Gunun arjuno ada beberapa jalur yang dilalaui seperti : Jalur Lawang (Perkebunan teh Wonosari), Junggo, Purwosari, Sumber Berantas, Claket, Batu, Tretes dan masih banyak jalur lainnya. Jalur Tretes jalur utama yang sering dilalui pendaki.

PENDAKIAN
Tretes - Pet – Bocor
Jalur tretes merupakan jalur yang paling aman dilalaui pendaki karena setiap hari dilalui oleh lalu lintas para penambang belerang di Gunung Welirang. Jalur tretes cukup landai sepanjang 20 Km ke puncak Arjuno dan 18 Km ke Puncak Welirang. Setelah mengurus perizinan di pos PHPA Tretes, pendaki daoat memulai pendakian. Dari Pos pendaftaran kita berjalan mengikuti jalan aspal sekitar 200 meter kita akan sampai di pintu masuk Taman Wisata Air Terjun Kaket Bodo yang berada di belakang hotel Surya. Dari pintu masuk ini jalanan sudah di semen hingga Pos Pet Bocor. Berjalan sekitar 200 meter kita akan bertemu dengan percabangan yang ke kanan menuju Bumi Perkemahan dan Air Terjun Kakek Bodo. Sedangkan ke kiri (lurus) menuju Pet Bocor arah menuju puncak Gunung Welirang. Hingga Pet Bocor jalur masih rapi disemen dengan kemiringan yang sangat tajam, sehingga bisa dijadikan pemanasan pendakian yang cukup menguras nafas dan tenaga. Dengan suasana lingkungan yang bersih dan sejuk karena masih terlindungi oleh pohon-pohon besar. Di Pet Bocor terdapat tempat yang sangat luas untuk membuka beberapa tenda. Terdapat pula sumber air yang berasal dari pipa-pipa saluran air yang bocor sehingga tempat ini dinamakan Pet Bocor. Dan terdapat warung makanan di sisi jalan.. Waktu tempuhnya ialah sekitar 30-45 menit.

Pet Bocor – Kokopan
Dari Pet Bocor perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalanan berbatu yang sudah rusak. Jalur sangat lebar bisa dilewati Jip, dengan kondisi alam yang terbuka, landai ditengah hutan gundul yang jarang terdapat pohon, dan dikiri kanan jalan hanya ditumbuhi alang-alang dan ditanami pisang untuk mengatasi alang-alang. Jalur ini biasa digunakan oleh Jip pengangkut belerang hingga Pos Kokopan. Sehingga pendaki bisa juga menuju ke Pos Kokopan dengan menumpang Jip yang hanya ada bila memang hendak mengambil belerang saja. Di siang hari jalur akan terasa sangat panas dan berdebu, sehingga sebaiknya pendakian dilakukan di sore, malam, atau pagi hari. Di pertengahan jalan pendaki akan akan menjumpai warung kecil. Di sepanjang jalur pendaki disuguhi pemandangan ke arah Tretes dan gunung Penanggungan yang sangat indah dan gagah.
Setelah berjalan sekitar 3-4 jam pendaki akan sampai di Pos Kokopan yang berada pada ketinggian 1600 meter dari permukaan laut.

Kokopan – Pondokan
Kokopan berada diketinggian 1600 mdpl, kokopan merupakan sebuah dataran dan terdapat pondok-pondok yang didirikan oleh para penambang Belerang. Terdapat pula sungai kecil yang airnya cukup melimpah. serta dilengkapi dengan MCK sederhana. Terdapat pula warung makanan yang hanya buka pada hari-hari libur. Kawasan ini bisa menampung cukup banyak tenda dan dikelilingi pohon-pohon cemara. Nyaman untuk menginap karena cukup terlindung dari hembusan angin. Di siang hari udara terasa dingin dan seringkali berkabut. 
Dari Pos Kokopan perjalanan dilanjutkan menuju Pos Pondokan. Terdapat banyak jalur untuk menuju Pondokan. Jalur yang sering digunakan para pendaki adalah jalur utama yang berupa punggungan gunung yang lurus. Jalur berupa jalan berbatu yang terjal sehingga sangat menguras tenaga terutama bila pendakian dilakukan di siang hari, di malam hari jalur pendaki ini akan susah dikenali karena tertutup semak-semak. Tidak ada rambu-rambu penunjuk arah. Pendakian di siang hari cukup nyaman karena banyak terdapat pohon-pohon besar di sepanjang jalur pendakian. Waktu yang dibutuhkan sekitar 4 jam untuk menuju Pos Pondokan.
Jalur yang lain untuk menuju Pos Pondokan adalah jalur para penambang. Jalur ini cukup landai namun lebih jauh karena memutar dan menyimpang 2 hingga 4 punggungan gunung dari punggungan utama jalur pendaki. Jalur penambang setiap hari digunakan oleh para penambang untuk menurunkan belerang dari Pondokan ke Kokopan dengan menggunakan gerobak sederhana, sehingga jalur ini selalu berdebu terutama di siang hari. Jalur ini melintasi kawasan hutan yang cukup lebat dan diselimuti semak-semak belukar yang rapat. Bagi pendaki yang baru pertama kali mendaki gunung Welirang disarankan menggunakan jalur para penambang, karena jalurnya cukup lebar dan sangat jelas. Waktu yang dibutuhkan sekitar 4 hingga 5 jam untuk menuju Pos Pondokan dari jalur penambang ini.

Pondokan - Lembah Kijang
Pos Pondokan berupa tanah terbuka yang cukup luas dengan ketinggian berkisar 2250 mdpl. Terdapat pondok-pondok sederhana yang dibangun oleh para penambang Belerang, kira-kira 30 buah dan terdapat musholah. Di sebelahnya terdapat sungai dengan debit air yang sangat kecil. Sumber air berupa bak penampungan yang dialiri air dari pipa-pipa yang berasal dari rembesan air sungai. Pada hari Minggu dan musim liburan kadangkala ada warung makanan yang buka. Di pos ini pendaki biasanya bermalam untuk mempersiapkan diri melanjutkan pendakian ke puncak gn-Welirang atau menuju gn.Arjuna. Persediaan air minum disiapkan dari Pos Pondokan ini.
Setelah beristirahat di pondokan, pendakian di lanjutkan dengan menempuh jalur ke arah kiri di depan musholah pondokan. Melintasi hutan pinus dan setelah berjalan sekitar 30 menit akan sampai di Lembah Kijang. Lintasannya agak mendatar dan banyak ditumbuhi pohon rumput yang agak tinggi dan pohon pinus.

Lembah Kijang - Puncak Arjuna
Di Lembah Kijang terdapat sumber air yang berada di ketinggaan sekitar 2.300 mdpl dan masuk kedalam wilayah hutan lindung Lali Jiwo. Hutan lindung tersebut mampunyai luas 50.000 ha. Di area ini pendaki sudah dapat menyaksikan kegagahan puncak Arjuna yang berdiri gagah. Di Lembah kijang terdapat mata air yang tertampung didalam bak seluas 4X5 m2. Dari Lembah Kidang Jalur kembali menanjak dan selanjutnya akan bertemu dengan persimpangan jalur yang menuju puncak Gn. Arjuna dan Puncak Gn.Welirang ( lewat Gn. Kembar1 dan Gn. Kembar 2). Berjalan menyusuri hutan cemara, jalur kembali menanjak. setelah berjalan sekitar 1,5 jam dari persimpangan kita akan melewati tempat yang dinamakan "Pasar Dieng", ketinggiannya hampir sama dengan puncak G. Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya memakan waktu ± 10 menit. Di puncak Gn. Arjuna banyak terdapat batu-batu besar yang berserakan. Ada juga sebuah batu yang dikeramatkan masyarakat, batu tersebut berbentuk seperti kursi. Di Puncak ini anginnya sangat kencang dan suhu antara 5-100 C. Dari puncak ini kita dapat menukmati panorama yang sangat indah seperti Kota Malang, Laut Utara dan gunung-gunung disekitar Gn. Arjuna. Puncak G. Arjuna disebut juga dengan Puncak 'Ogal-Agil' atau 'Puncak Ringgit’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar