GUNUNG ARGAPURA
Gunung Argapura merupakan sebuah gunung yang terdapat di
pulau Jawa, Indonesia. Gunung Argapura mempunyai ketinggian setinggi 3.088
meter. Gunung ini sering juga disebut dengan Argopuro. Gunung
Argapura merupakan bekas gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi.
Gunung ini termasuk bagian dari
pegunungan yang yang terletak di kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Berada pada
posisi di antara Gunung Semeru dan Gunung Raung. Ada beberapa puncak yang
dimiliki oleh gunung ini. Puncak yang terkenal bernama Puncak Rengganis/gunung
Welirang (topografichen Dienst
1928). Sedangkan puncak tertingginya berada pada jarak ± 200 m di arah selatan
puncak Rengganis. Puncak tertinggi ini bernama Argapoera dan ditandai dengan
sebuah tugu ketinggian (triangulasi). Gunung
Argapura mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas,
hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Gunung Argapura merupakan salah
satu gunung yang memiliki banyak puncak. Dan beberapa puncaknya memiliki
struktur geologi tua, dan sebagian yang lain lebih muda. Puncak tertinggi
gunung Argopura sendiri adalah 3.088 mdpl.
Untuk mendaki gunung Argapura, ada beberapa jalur resmi
yang bisa kita lewati guna pendakian kepuncak gunung Argapura. Antara lain
jalur Benderan Besuki atau lewat desa Bremi, Kab Probolinggo. Tetapi yang kita
bahas disini hanya jalur pendakian lewat Bremi saja, karena lebih cepat.
GUNUNG ARJUNO
Gunung Arjuno merupakan salah
satu gunung api tua yang terletak di Propinsi Jawa Timur tepatnya di Kota
Malang. Gunung ini secara administratif masuk kedalam wilayah Kabupaten Malang,
Pasuruan, dan Mojokerto. Gunung ini merupakan gunung kembar yang saling bertetanggaan
dengan gunung Welirang dengan ketinggian 3156 mdpl yang merupakan gunung api
yang masih aktif dengan kawah yang selalu menghembuskan asap dan cairan
belerang.
Gunung ini merupakan kompleks gunung yang membentuk barisan. Terdapat
beberapa gunung di sekitar Gunung Arjuna diantaranya : Gn. Welirang
(3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II (3126 mdpl), Gn.
Ringgit (2477 mdpl). Hutan Gunung Arjuno termasuk kedalam hutan
tropis dan disepanjang perjalanan banyak sekali batu-batuan.
AKSES
Gunung
Arjuno dan Welirang mempunyai banyak jalur sehingga dijuluki gunung seribu
jalur. Untuk mendaki Gunun arjuno ada beberapa jalur yang dilalaui seperti :
Jalur Lawang (Perkebunan teh Wonosari), Junggo, Purwosari, Sumber Berantas,
Claket, Batu, Tretes dan masih banyak jalur lainnya. Jalur Tretes jalur utama
yang sering dilalui pendaki.
PENDAKIAN
Tretes - Pet – Bocor
Jalur tretes merupakan jalur yang
paling aman dilalaui pendaki karena setiap hari dilalui oleh lalu lintas para
penambang belerang di Gunung Welirang. Jalur tretes cukup landai sepanjang 20
Km ke puncak Arjuno dan 18 Km ke Puncak Welirang. Setelah mengurus perizinan di
pos PHPA Tretes, pendaki daoat memulai pendakian. Dari Pos pendaftaran kita
berjalan mengikuti jalan aspal sekitar 200 meter kita akan sampai di pintu
masuk Taman Wisata Air Terjun Kaket Bodo yang berada di belakang hotel Surya.
Dari pintu masuk ini jalanan sudah di semen hingga Pos Pet Bocor. Berjalan
sekitar 200 meter kita akan bertemu dengan percabangan yang ke kanan menuju
Bumi Perkemahan dan Air Terjun Kakek Bodo. Sedangkan ke kiri (lurus) menuju Pet
Bocor arah menuju puncak Gunung Welirang. Hingga Pet Bocor jalur masih rapi
disemen dengan kemiringan yang sangat tajam, sehingga bisa dijadikan pemanasan
pendakian yang cukup menguras nafas dan tenaga. Dengan suasana lingkungan yang
bersih dan sejuk karena masih terlindungi oleh pohon-pohon besar. Di Pet Bocor
terdapat tempat yang sangat luas untuk membuka beberapa tenda. Terdapat pula
sumber air yang berasal dari pipa-pipa saluran air yang bocor sehingga tempat
ini dinamakan Pet Bocor. Dan terdapat warung makanan di sisi jalan.. Waktu
tempuhnya ialah sekitar 30-45 menit.
Pet Bocor – Kokopan
Dari Pet Bocor perjalanan
dilanjutkan dengan menyusuri jalanan berbatu yang sudah rusak. Jalur sangat
lebar bisa dilewati Jip, dengan kondisi alam yang terbuka, landai ditengah
hutan gundul yang jarang terdapat pohon, dan dikiri kanan jalan hanya ditumbuhi
alang-alang dan ditanami pisang untuk mengatasi alang-alang. Jalur ini biasa
digunakan oleh Jip pengangkut belerang hingga Pos Kokopan. Sehingga pendaki
bisa juga menuju ke Pos Kokopan dengan menumpang Jip yang hanya ada bila memang
hendak mengambil belerang saja. Di siang hari jalur akan terasa sangat panas
dan berdebu, sehingga sebaiknya pendakian dilakukan di sore, malam, atau pagi
hari. Di pertengahan jalan pendaki akan akan menjumpai warung kecil. Di sepanjang
jalur pendaki disuguhi pemandangan ke arah Tretes dan gunung Penanggungan yang
sangat indah dan gagah.
Setelah berjalan sekitar 3-4 jam
pendaki akan sampai di Pos Kokopan yang berada pada ketinggian 1600 meter dari
permukaan laut.
Kokopan – Pondokan
Kokopan berada diketinggian 1600
mdpl, kokopan merupakan sebuah dataran dan terdapat pondok-pondok yang
didirikan oleh para penambang Belerang. Terdapat pula sungai kecil yang airnya
cukup melimpah. serta dilengkapi dengan MCK sederhana. Terdapat pula warung
makanan yang hanya buka pada hari-hari libur. Kawasan ini bisa menampung cukup
banyak tenda dan dikelilingi pohon-pohon cemara. Nyaman untuk menginap karena
cukup terlindung dari hembusan angin. Di siang hari udara terasa dingin dan
seringkali berkabut.
Dari Pos Kokopan perjalanan
dilanjutkan menuju Pos Pondokan. Terdapat banyak jalur untuk menuju Pondokan.
Jalur yang sering digunakan para pendaki adalah jalur utama yang berupa
punggungan gunung yang lurus. Jalur berupa jalan berbatu yang terjal sehingga
sangat menguras tenaga terutama bila pendakian dilakukan di siang hari, di
malam hari jalur pendaki ini akan susah dikenali karena tertutup semak-semak.
Tidak ada rambu-rambu penunjuk arah. Pendakian di siang hari cukup nyaman
karena banyak terdapat pohon-pohon besar di sepanjang jalur pendakian. Waktu
yang dibutuhkan sekitar 4 jam untuk menuju Pos Pondokan.
Jalur yang lain untuk menuju Pos
Pondokan adalah jalur para penambang. Jalur ini cukup landai namun lebih jauh
karena memutar dan menyimpang 2 hingga 4 punggungan gunung dari punggungan
utama jalur pendaki. Jalur penambang setiap hari digunakan oleh para penambang
untuk menurunkan belerang dari Pondokan ke Kokopan dengan menggunakan gerobak
sederhana, sehingga jalur ini selalu berdebu terutama di siang hari. Jalur ini
melintasi kawasan hutan yang cukup lebat dan diselimuti semak-semak belukar
yang rapat. Bagi pendaki yang baru pertama kali mendaki gunung Welirang
disarankan menggunakan jalur para penambang, karena jalurnya cukup lebar dan
sangat jelas. Waktu yang dibutuhkan sekitar 4 hingga 5 jam untuk menuju Pos
Pondokan dari jalur penambang ini.
Pondokan - Lembah Kijang
Pos Pondokan berupa tanah terbuka
yang cukup luas dengan ketinggian berkisar 2250 mdpl. Terdapat pondok-pondok
sederhana yang dibangun oleh para penambang Belerang, kira-kira 30 buah dan
terdapat musholah. Di sebelahnya terdapat sungai dengan debit air yang sangat
kecil. Sumber air berupa bak penampungan yang dialiri air dari pipa-pipa yang
berasal dari rembesan air sungai. Pada hari Minggu dan musim liburan kadangkala
ada warung makanan yang buka. Di pos ini pendaki biasanya bermalam untuk
mempersiapkan diri melanjutkan pendakian ke puncak gn-Welirang atau menuju
gn.Arjuna. Persediaan air minum disiapkan dari Pos Pondokan ini.
Setelah beristirahat di pondokan,
pendakian di lanjutkan dengan menempuh jalur ke arah kiri di depan musholah
pondokan. Melintasi hutan pinus dan setelah berjalan sekitar 30 menit akan
sampai di Lembah Kijang. Lintasannya agak mendatar dan banyak ditumbuhi pohon rumput
yang agak tinggi dan pohon pinus.
Lembah Kijang - Puncak Arjuna
Di Lembah Kijang terdapat sumber
air yang berada di ketinggaan sekitar 2.300 mdpl dan masuk kedalam wilayah
hutan lindung Lali Jiwo. Hutan lindung tersebut mampunyai luas 50.000 ha. Di area
ini pendaki sudah dapat menyaksikan kegagahan puncak Arjuna yang berdiri gagah.
Di Lembah kijang terdapat mata air yang tertampung didalam bak seluas 4X5 m2.
Dari Lembah Kidang Jalur kembali menanjak dan selanjutnya akan bertemu dengan
persimpangan jalur yang menuju puncak Gn. Arjuna dan Puncak Gn.Welirang ( lewat
Gn. Kembar1 dan Gn. Kembar 2). Berjalan menyusuri hutan cemara, jalur kembali
menanjak. setelah berjalan sekitar 1,5 jam dari persimpangan kita akan melewati
tempat yang dinamakan "Pasar Dieng", ketinggiannya hampir sama dengan
puncak G. Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar
dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya memakan
waktu ± 10 menit. Di puncak Gn. Arjuna banyak terdapat batu-batu besar yang
berserakan. Ada juga sebuah batu yang dikeramatkan masyarakat, batu tersebut
berbentuk seperti kursi. Di Puncak ini anginnya sangat kencang dan suhu antara
5-100 C. Dari puncak ini kita dapat menukmati panorama yang
sangat indah seperti Kota Malang, Laut Utara dan gunung-gunung disekitar Gn.
Arjuna. Puncak G. Arjuna disebut juga dengan Puncak 'Ogal-Agil'
atau 'Puncak Ringgit’.